Monday, 25 April 2016

TEKHNIK PEMILIHAN BATANG BAWAH DAN BATANG ATAS PADA TANAMAN KARET

           Tanaman karet umumnya diperbanyak secara vegetative dengan metode okulasi. Pemilihan batang atas dan batang bawah harus diperhatikan kompabilitas nya sehingga okuasi dapat berhasil. Selain itu, pemilihan batang atas dan batang bawah akan berpengaruh terhadap ketahanan tanaman terhadap cekaman lingkungan, serangan hama dan patogen, serta untuk memperoleh hasil yang optimal.









Batang bawah
Batang bawah memegang peranan yang sangat penting dalam proses okulasi. Kesalahan pemilihan dan penggunaan batang bawah dapat menurunkan produksi hingga 40%. Batang bawah ditumbuhkan dari biji. Biiji dapat berasal dari kebun biji yang kedua induknya diketahui atau juga berasa dari kebun produksi yang dirawat dengan baik. Biji yang digunakan sebagai calon batang bawah adalah biji yang minimal salah satu induknya diketahui. Biji sapuan tidak dianjurkan karena kedua pohon induknya tidak diketahui secara jelas. Pohon yang sudah berumur 15-25 tahun menghasilkan biji yang memiliki daya kecambah optimal. 

Batang yang bawah harus memiliki daya tumbuh yang baik, kompatibel dengan batang atas, berpengaruh positif terhadap pertumbuhan dan hasil batang atas, memiliki sistem perakaran yang baik dan tahan terhadap angin serta organisme pengganggu akar.

Saat ini biji yang dianjurkan untuk batang bawah berasal dari klon GT 1, AVROS 2037, BPM 24 dan PB 260. Tanaman untuk batang bawah ditanam 1-1,5 tahun sebelum okulasi dan garis tengah batang bawah harus sudah mencapai 2 cm. 

Batang atas
Batang atas berkorelasi langsung dengan hasil lateks yang diperoleh. Selain berkorelasi langsung dengan hasil sadapan, batang atas juga berkaitan dengan ketahanan terhadap penyakit, angin, dan kemampuan kulit dalam meregenerasi bekas sadapan. Klon-klon anjuran yang dapat digunakan sebagai barang atas antara lain GT 1 dan AVROS 2037.

Batang atas/entres harus berasal dari kebun yang sudah diketahui dengan jelas asal usulnya. Umumnya, entres diperoleh dari kebun entres. Kebun entres seharusnya sudah menjamin kemurnian asal bahan entres. Mata entres dari kebun entres memiliki beberapa kelebihan diantaranya adalah menghasilkan tanaman yang pertumbuhannya seragam, memiliki ketahanan terhadap serangan hama dan pathogen, serta memiliki produksi yang tinggi. 

Pemupukan di kebun entres sangat diperlukan guna memperoleh pertumbuhan kayu okulasi yang baik dan memiliki banyak tunas sehingga dapat menyediakan entres tidak hanya dari segi kualitas tetapi juga dari segi kuantitas.

Setelah batang atas dan batang bawah didapatkan, selanjutnya proses okulasi yang akan berpengaruh terhadap keberhasilan pembibitan dan budidaya tanaman karet secara umum.
Secara umum terdapat tiga jenis bibit hasil okulasi. Ketiganya adalah stum mata tidur, stum mini, dan bibit polybag.

1. Stum mata tidur
Stum mata tidur merupakan bibit hasil okulasi yang mata okulasinya belum tumbuh. Untuk bibit stum mata tidur yang berumur kurang dari 1 tahun, panjang akar tunggang yang ideal adalah 45-50 cm dan akar lateralnya 3-5 cm. Stum mata tidur yang berumur 1-2 tahun, panjang akar tunggang ideal adalah 50-60 cm dan akar lateralnya 5-7 cm. Pembongkaran/pencabutan bibit merupakan salah satu bagian paling penting dan krusial dalam mendapatkan bibit stum mata tidur.

2, Stum mini
Stum mini merupakan bibit stum mata tidur yang ditumbuhkan terlebih dahulu di pembibitan selama 6-8 bulan sebelum pembongkaran. Stum mini memiliki lebih banyak mata tunas daripada stum mata tidur. Setelah okulasi dinyatakan berhasil, dilakukan pemotongan setinggi 5-7 cm di atas tempelan okulasi. Mata okulasi dibiarkan tumbuh dan dipelihara di pembibitan hingga 6-8 bulan. Pada saat berumur 6-8 bulan tersebut tanaman sudah memiliki batang yang berwarna coklat setinggi 50 cm dan berdiameter 2 cm. Selanjutnya dipotong pada ketinggian 50 cm atau sekitar 3 cm di atas karangan mata/bekas tangkai daun. Dua minggu setelah dilakukan pemotongan, bibit baru bisa dibongkar/dicabut. Pencabutan dengan menggunakan cangkul seperti pencabutan pada stum mata tidur. Akar tunggang dan akar lateral masing-masing disisakan 40 dan 5 cm baru kemudian dapat ditanam di lahan pertanaman.

3. Bibit dalam polybag
Bibit polybag merupakan bibit okulasi yang ditumbuhkan di dalam polybag. Bibit polybag memiliki satu atau dua payung baru setelah itu dapat ditanam di lapangan. Bibit dalam polybag dapat berasal dari stum mata tidur atau batang bawah yang diokulasi dalam polybag (okulasi dini dan okulasi hijau). Ukuran polybag yang digunakan adalah 45 x 30 cm atau ukuran 40 x 12,5 cm dan sebaiknya berwarna hitam.








No comments:

Post a Comment