Thursday, 21 April 2016
ILMU FISIOLOGI TERNAK
AFisiologi merupakan ilmu yang mempelajari fungsi tubuh
secara lengkap dan fungsi semua bagian-bagian tubuh termasuk pula proses-proses
biofisika dan biokimia yang terjadi di dalam tubuh.
Fisiologi
ternak adalah: Ilmu yang mempelajari fungsi tubuh ternak secara lengkap dan
serta fungsi semua bagian-bagian tubuh ternak serta proses-prosees biofisika
dan biokimia yang terjadi pada tubuh berbagai ternak. Proses fisiologi pada
ternak tidak sama antara satu ternak dengan ternak yang lainnya masing-masing
ternak memiliki proses fisiologi yang khas. NAmun demikian tujuan proses
fisiologis dalam tubuh adalah sama yaitu menjadikan kondisi tubuh dalam keadaan
fisiologis normal secara keseluruhan.
SEL,
STRUKTUR DAN FUNGSINYA
Sel
merupakan unit struktural terkecil dari semua atau setiap organism. Smua sel
hidup baik hewan ataupun tumbuhan mempunyai struktur yang terdiri dari inti,
sitoplasma sebagai pusat aktivitas dan sel membran.
Ciri-ciri
atau fungsi kehidupan minimal adalah :
Mampu
berbiak (reproduction)
Mampu
tumbuh kembang (growth and development)
Mampu
mempertahankan homeo statis
Mampu
melaksanakan kegian metabolic
Kemampuan
tersebut akan diatur sendiri oleh keberadaan sel itu sendiri yang dibagi
menjadi :
• Sel
prokariotik, sel yang tidak berinti
• Sel
eukariotik, sel yang mempunyai inti
Sel
prokaryotic :
Perbedaan
Sel Tumbuhan dan Sel Hewan
Sel hewan
Sel
hewan tidak memiliki dinding sel. Protoplasmanya hanya dilindungi oleh membran
tipis yang tidak kuat. Ada beberapa sel hewan khususnya hewan bersel satu,
selnya terlindungi oleh cangkok yang kuat dan keras. Cangkok tersebut umumnya
tersusun atas zat kersik dan pelikel, dijumpai
misalnya pada Euglena danRadiolaria
Sel
Tumbuhan,
Bagian
terluar dari sel tumbuhan adalah dinding sel. Dinding sel berfungsi sebagai
pelindung dan penunjang. Dinding yang terbentuk pada waktu sel membelah Sel
tumbuhan memiliki beberapa kekhususan yang tidak ditemukan pada sel
hewan.karena sel hewan tidak memiliki membran sel(inti sel),sedankan sel
tumbuhan memiliki membran sel(inti sel).yaitu invertebrate maupun vertebrata
dapat melakukan pergerakan untuk berpindah-pindah dari tempat disebut
dinding primer dan setelah mengalami penebalan, berubah menjadi dinding
skunder. Dinding primer sel merupakan selaput tipis yang tersusun atas
serat-serat selulosa. Serat ini amat kuat daya regangnya. Dinding sel yang kaku
tersusun atas polisakarida: hemiselulosa dan pektin.asatu ke tempat lainnnya.
Pemahaman terhadap penyusun tubuh harus
digarisbawahi dimana tubuh tersusun atas sel, kumpulan sel akan membentuk
jaringan, sekumpulan jaringan akan membentuk organ, beberapa organ bekerja
secara seimbang membentuk sistem organ dan sistem organ merupakan kesatuan tubuh yang lengkap. Anatomi dan fisiologi pada dasarnya merupakan dua
ilmu yang tidak dapat dipisahkan.
Inti
sel
Inti
sel adalah suatu organel besar terbungkus membran yang mengandung berbagai asam
deoksiribonukleat (DNA, deokxyribonuclic acid), yaitu bahan genetik sel.
DNA mengalami pelipatan-pelipatan di dalam inti sel yang bertujuan untuk
melindunginya dari kerusakan. Jenis protein yang berperan dalam menentukan
pelipatan dan protein DNA tersebut disebut histon. Histon dan DNA ditemukan di
bagain sel inti yang disebut nukleolus. Di dalam dunkleolus inilah terjadi
replikasi DNA, pembelahan sel dan transkrip DNA.
Membran
Sel
Setiap
sel dibungkus oleh sebuah membran sel. Membran sel adalah suatu sawar
semipermeabel dan tersusun dari sebuah lapisan ganda (bilayer) fosfolipid
yang di dalamnya mengandung molekul-molekul protein yang dapat bergerak bebas.
Molekul-molekul protein tersebut menembus membran secara total atau parsial.
Gambar1.
Struktur membrane Plasma
Pergerakan
Melintasi membran
Difusi
sederhana melintasi membran sel terjadi melalui gerakan acak molekul-molekul.
Proses ini tidak memerlukan energi, tetapi pada akhirnya dapat menghasilkan
gerakan menembus membran. Substansi yang bersifat permeabel terhadap
membran sel akan berdifusi baik kedalam maupun keluar sel sampai terjadi
keseimbangan konsentrasi diantara kedua rua\ngan tersebut. Oleh karena itu
tidak akan terjadi peningkatan konsentrasi suatu zat hanya pada salah satu
bagian sel saja.
Osmosis
Difusi
air ke dalam sel disebut osmosis. Osmosis terjadi secara terus menerus antara
ruangan intrasel dan ekstrasel, seiring dengan dengan pergerakan air ke gradien
konsentrasi lebih rendah. Tekanan osmotik larutan merpakan salah satu faktor
yang mendorong air untuk bergerak ke salah satu arahh. Tekanan osmotik suatu larutan
bergantung pada jumlah partikel atau ion yang terdapat di dalam larutan
tersebut.
Pemindahan
Aktif adalah pemindahan dengan perantara yang memerlukan energi. Dengan
pemindahan aktif energi digunakan oleh sel mempertahankan konsentrasi suatu zat
menjadi lebih tinggi di salah satu sisi membran dibandingkan konsentrasinya di
sisi lain.
Difusi
terfasilitasi adalah suatu pemindahan dengan perantara yang tidak memerlukan
energi. Difusi terfasilitasi (fasilitated diffusion) serupa dengan difusi
sederhana yaitu bahwa tidak ada energi yang digunakan oleh sel untuk
memindahkan suatu zat. Difusi terfasilitasi berbeda dengan difusi sederhana
yaitu bahwa suatu melekul yang sebenarnya tidak mampu melintasi membran sel
dibantu (difasilitasi) oleh suatu zat pembawa sehingga kemudian dapat melintasi
membran. Glukosa berpindah masuk ke dalam sebagian besar sel melalui difusi
terfasilitasi.
SISTEM
DIGESTI (DYGESTIVE SISTEM)
Sistem
digesti (digestive system, systema digestoria) disebut juga dengan sistem
pencernaan. Pemahaman terhadap anatomi alat pencernaan akan sangat membantu
dalam studi tentang fisiologi sistem pencernaan dan patologi (gangguan,
penyakit) yang menyerang sistem pencernaan. Organ-organ pencernaan merupakan
suatu saluran (tractus) yang terentang mulai dari mulut hingga anus dan sering
disebut juga dengantractus digestivus. Sistem saluran pencernaan terdiri atas
saluran yang dilapisi oleh membran mukosa yang berhubungan dengan kulit luar,
pada mulut dan anus. Empat lapisan menyusun saluran pencernaan dari dalam ke
luar yaitu epitel, lamina propria, otot dan serosa.
Pencernaan
adalah penguraian bahan makanan ke dalam zat-zat makanan dalam saluran
pencernaan untuk dapat diserap dan digunakan oleh jaringan-jaringan tubuh. Pada
pencernaan tersangkut suatu seri proses mekanis dan khemis dan dipengaruhi oleh
banyak faktor.
ANATOMI
TERNAK
a) Sistem Kerangka Ternak
Tengkorak (kranin)
adalah bagian skeleton yang membentuk kerangka dasar kepala disebut kranium.
Fungsi tengkorak yaitu sebagai pelindung otak, penyokong berbagai organ dan
membentuk awal saluran sistema digestoria dan sistema respiratoria. Tengkorak
terdiri dari nasal, mandibula, maksila, lakrima, coranoid process dan occipital.
Atap bagian atas dibentuk oleh maksila dan premaksila yang membentuk dentis dan
oleh maksila as. palatina. Bagian ventrolateral oral dilengkapi oleh mandibula.
Mandibula berporos pada bagian as temporale, di depan lubang telinga. Semua
dentis bagian bawah pada mandibula merupakan tempat perekatan otot yang
berperan dalam proses penguyahan dan penelanan.
Ujung medial
skapula bersendi dengan menubrium. Ujung lateral clavicula bersendi dengan
acromion. Acromion adalah sudut di sebelah caudal dan dua sudut di sebelah
cranial pada sudut cranial lateral dataran sendi, yang bersendi dengan humerus.
Vertebrae
cervicalis yang pertama disebut atlas. Atlas tidak mempunyai processus spinous
dan carpus menjadi satu dengan aksis, penggunaan seperti gigi. Vertebralis cervicalis
yang kedua disebut aksis. Aksis mempunyai spinosum processus yang lebar, tetapi
tidak tinggi Vertebrae thoracales, costae dan sternum membentuk throrax.
Sternum terdiri atas manubrium sterni, carpus dan processus xipoideus.
Vertebrae thoracalis ditandai dengan processus spinous yang sangat berkembang.
Processus spinous membentuk pangkal pada prominesia dorsalia yang dikenal
sebagai “wither” pada bagian bawah bahu.
Pada semua
mamalia, karpus merupakan daerah yang komplek yang terdiri dari dua deret tulang
kecil. Deretan proximal disebut radial (profundial ke lateral), intermediet dan
ulnar. Metakarpus merupakan daerah disebelah distal karpus. Pada kambing karpus
merupakan hasil tulang metakarpus yang ke tiga dan ke empat. Suatu alur
vertikal pada metakarpus menunjukkan fungsi kedua tulang tersebut. Ujung
proximal femur yang berbentuk bulat bersendi dengan os coxae. Ujung distal
femur bersendi dengan ujung proximal tibia. Daerah ventral ujung kedua tulang
yang bertemu ini terdapat patella. Ujung proximal fibula bersendi dengan ujung
proximal tibia. Distal fibula menempel pada kedua ujung distal tibia.
Kedua ujung distal
ini merupakan persendian dengan trachlea tali. Trachlea tali ialah bangunan
berupa kerekan pada talus. Talus ialah salah satu dari ossa tarsalia. Ossa
tarsalia bersendi satu dengan yang lain. Ossa tarsalia terdiri atas talus,
proteulus, os cuboideum, os naviculare (os scapoideum) dan tiga ossa
cuneiforinia. Talus bersendi dengan calcaneus dan raviculare calcaneus bersendi
juga dengan os cuboideum. Os raviculare bersendi juga dengan ketiga ossa
coneiformia. Os cuboideum juga ossa cuneiformie di ujung distal bersendi dengan
ujung proximal 5 ossa metatarsalia. Di sebelah os metatarsalia berturut-turut
terdapat dua palanges. Di sebelah os metatarsale yang lain berturut-turut
terdapat tiga palanges. Waktu berdiri, yang menapak tanah ialah tuber calcanei
(tonjolan ke planter pada calcaneus) dan capita osseum metatarsalium (distal
ossa metatarsalia).
b) Sistem Perototan Ternak
Didalam tubuh ternak
terdapat lebih dari 600 otot berbeda dalam halbentuk, ukuran dan aktivitasnya.
Otot juga berbeda dalam hubunganya dengan tulang, tulang rawan atau ligamentum
dalam hal kandungan darah, saraf dan dalam hal hubungannya dengan
jaringan-jaringan lain.
Otot ternak
berubah menjadi daging setelah pemotongan karena fungsi fisiologisnya telah
terhenti. Otot merupakan komponen utama penyusun daging. Daging juga tersusun
oleh jaringan ikat, epitelial, jaringan saraf, pembuluh darah dan lemak, jadi
daging tidak sama dengan otot.
Beberapa jenis
otot pada ternak, antara lain adalah :
1. Otot trapezius merupakan
otot pipih berbentuk segitiga yang mempunyai origo pada garis tengah dorsal
dari kepala sampai ke belakang di daerah vertebrae lumbar dan insersionya terutama
pada spina skapula. Otot trapezius secara keseluruhan juga mendukung melekatnya
scapula pada tubuh.
2. Otot serratus ventralis
merupakan otot yang paling besar dan otot utama yang menghubungkan alat gerak
bagian depan dengan tubuh. Ukuran otot ini besar dan bentuknya seperti kipas.
3. Otot lattisimus dorsi
merupakan otot yang berbentuk segitiga lebar, mempunyai origo pada prosessus
spinosa vertebra torasik dan lumbar dengan perantaraan aponeurosis. Otot ini
juga berperan untuk menarik kaki depan ke arah belakang atau jika kaki itu
tetap, maka badan itu akan ke depan atau maju.
4. Otot longissimus. Otot ini
dapat dibagi menjadi beberapa segmen tergantung pada lokasi, yaitu di daerah
lumbar yang disebut longissimus lumborum, pada daerah thoraks disebut
longissimus thoracis, pada daerah serviks disebut longissimus cervicis,
longissimus capitis dan longissimus atlantis.
5. Otot ekstensor carpii
rassss. Otot ini merupakan otot ekstensor terbesar untuk karpus. Otot ini
berpangkal pada epikondyl lateral humerus menuju ujung proximal daerah
metacarpal. Peran utama otot ini adalah gerak estensi karpus.
6. Otot fleksor carpii
radialis. Otot ini berpangkal dari sisi medial permukaan volar kaki depan.
Origo otot ini adalah pada epikondyl medial (fleksor) humerus dan insersianya
pada permukaan volar ujung proksimal metacarpus.
7. Otot gluteus medius. Otot
ini adalah otot ekstensor yang kuat. Origo otot ini terletak pada sayap tulang
illium dan insersionya pada frokauter mayor dari tulang femur, yang merupakan
lever yang menjulur di atas sendi pinggul, sehingga menggerakan bagian lain
dari kaki belakang ke arah belakang.
8. Otot bisep femoris,
semiteninosus dan semimembranosus. Otot-otot tersebut merupakan otot ekstensor
pada pinggul yang disebut dengan hamstring muscle. Batas-batas antar otot ini
dapat diketahui dengan adanya alur-alur vertikal pada bagian otot tersebut.
2. FISIOLOGI TERNAK
a) Struktur Sel
Sel terdiri dari
ruangan-ruang internal yang dipisahkan oleh membran-membran semipermeabel.
Berbagai ruang internal tersebut dibungkus bersama-sama menjadi satu oleh
sebuah membran sel.
1. Sitoplasma
Sitoplasma
meliputi semua yang terletak di dalam sel tetapi di luar inti sel.
2. Inti Sel
Inti sel adalah suatu
organel besar terbungkus membran yang mengandung berbagai asam
deoksiribonukleat (DNA, deokxyribonuclic acid), yaitu bahan genetik sel.
3. Membran Sel
Setiap sel
dibungkus oleh sebuah membran sel. Membran sel adalah suatu sawar semipermeabel
dan tersusun dari sebuah lapisan ganda (bilayer) fosfolipid yang di dalamnya
mengandung molekul-molekul protein yang dapat bergerak bebas.
b) Sistem Digesti (Dygestive
Sistem)
Sistem digesti
(digestive system, systema digestoria) disebut juga dengan sistem pencernaan.
Pemahaman terhadap anatomi alat pencernaan akan sangat membantu dalam studi
tentang fisiologi sistem pencernaan dan patologi (gangguan, penyakit) yang
menyerang sistem pencernaan. Organ-organ pencernaan merupakan suatu saluran
(tractus) yang terentang mulai dari mulut hingga anus dan sering disebut juga
dengan tractus digestivus.
1. Sistem Pencernaan Ternak
Ruminansia
Hewan-hewan yang
tergolong ruminansia memiliki ciri khas yang kuat pada susunan alat
pencernaannya. Kekhasan tersebut juga membedakan fisiologi pencernaan antara
hewan ruminansia dengan non-ruminansia serta menjadikan hewan ruminansia
sebagai hewan yang dinilai paling mampu melakukan proses pencernaan dengan
sempurna.
Urutan sistem
pencernaan pada ternak Ruminansia:
a. Mulut
Mulut merupakan
bagian terdepan dari sistem pencernaan dan terdiri atas berbagai organ
pelengkap yang melakukan aktivitas pencernaan mekanik. Mulut beserta organ yang
ada didalamnya digunakan untuk mengambil makanan dan minuman, memecah makanan
menjadi partikel-partikel yang lebih kecil, menggiling dan mencampurnya dengan
saliva serta pembentukan bolus.
b. Gigi
Secara umum proses
pencernaan diawali dengan perenggutan makanan berupa rumput dan tumbuhan ke
dalam mulut dengan menggunakan lidah yang menjulur selanjutnya dipotong oleh
gigi seri yang hanya terdapat pada bagian rahang bawah (mandibulla) saja dan
dilandaskan pada dentalpad ydang keras rata pada rahan atas (maxilla).
Selanjutnya dengan bantuan lidah kembali, makanan yang telah dipotong ditarik
ke bagian belakang yang akan dikunyah dan digiling oleh gigi geraham yang cukup
besar (premolar dan molar). Dalam proses pengunyahan ini , makanan dibasahi
dengan saliva (salivasi) yang dihasilkan oleh kelenjar yang ada di dalam
rongga mulut fungsi salivasi adalah memudahkan dalam mengunyah makanan dan
memudahkan proses penelanan makanan. Setelah selesainya proses
pengunyahan, selanjutnya makanan akan ditelan (deglutisi) melalui
kerongkongan menuju lambung yang selanjutnya dicerna di dalam lambung.
c. Lidah
Lidah adalah organ
yang terdiri dari berbagai papilla dan dapat bergerak dengan jangkauan
yang cukup jauh. Keguanaan lidah adalah menarik dan meraih rumput ke
dalam mulut, membalik-balik makanan yang ada dalam mulut, sebagai alat
perasa untuk mengambil dan memasukkan makanan serta membantu proses pembentukan
bolus.
d. Bibir
Bibir kambing dan
domba bersifat lunak dan fleksibel dan berperan membantu dalam pengambilan
makanan, bibir sapi lebih bersifat ‘stiff’ dan tidak mudah digerakkan sehingga
hanya bekerja untuk menutup mulut.
e. Pipi
Pipi merupakan
struktur muskular yang tertutup oleh kulit dan bagian dalamnya diselimuti oleh
membran mukosa. Bagian dalam pipi sapi banyak terdapat papila Konikal. Fungsi
pipi selain sebagai dinding rongga mulut, juga membantu lidah dalam
menempatkan makanan diantara gigi pada saat mengunyah. Pipi juga
dapat membantu mensekresikan air liur dari glandula. Rahang ditutupi oleh
otot-otot masetter, temporal dan pterigoid yang kuat, sedangkan pembukaannya
dilakukan oleh otot-otot digastrikus, oksipitomandibularis dan
sternomandibularis.
f. Pharynx
Pharynx (farinks)
merupakan saluran umum baik untuk lewatnya makanan yang ditelan ataupun udara
pernafasan. Saluran farinks dilapisi oleh membran mukosa dan dikelilingi oleh
otot-otot. Saluran yang menuju farinks adalah mulut, dua lubang hidung kaudal,
dua saluran eustasian telinga, esofagus dan larinks.
g. Esophagus
Esofagus merupakan
suatu kelanjutan dari farinks, merupakan suatu saluran berotot (muskular) yang
merentang dari farinks menuju bagian cardia lambung, persis pada posisi kaudal
diafragma. Esofagus melintas dorsal trakea dan umumnya miring ke arah kiri
daripada leher. Dinding esofagus merupakan struktur muskular yang terdiri atas
2 lapis otot yang saling melintas miring, kemudian spiral dan akhirnya
membentuk suatu lapis sirkuler dalam
h. Gastrum, Gaster, Lambung
Lambung hewan
ruminansia secara umum memiliki 4 ruangan dan biasa disebut sebagai perut ganda
karena terbagi atas bagian depan dan belakang. Rumen, retikulum dan omasum
secara bersama-sama disebut sebagai perut depan (forestomach, proventriculus).
Bagian paling belakang abomasum.
i. Rumen
Rumen merupakan
suatu kantung muskular yang besar yang terentang dari diafragma (tulang costae
7 dan 8) menuju ke pelvis. Rumen hampir menempati sebagian besar sisi kiri
(±75%) dari rongga perut. Permukaan dinding dalam rumen tersusun atas epitel
squamus berstrata yang tidak mengandung kelenjar. Dinding rumen tersusun atas
otot halus yang terdiri atas 2 lapis yaitu lapis luar yang bergerak secara
kranio-kaudal dan lapis dalam yang bergerak secara transversal. Rumen mempunyai
empat kantong yaitu: cranial sac, dorsal sac, blind sac (dorso blind sac dan
ventro-caudal blind sac) dan ventral sac. Fungsi dari kantong-kantong tersebut
adalah untuk gerakan-gerakan yang diperlukan selama terjadinya proses
fermentasi.
Kapasitas rumen
80%, retikulum 5%, omasum 7-8%, abomasum 7-8%. Makanan dari kerongkongan akan
masuk rumen yang berfungsi sebagai gudang sementara bagi makanan yang tertelan.
Di dalam rumen terjadi pencernaan protein, polisakarida dan fermentasi selulosa
dan enzim selulose yg dihasilkan oleh bakteri dan protozoa tertentu. Dalam
rumen juga terjadi pencernaan secara hidrolisis oleh enzim-enzim pencernaan.
j. Protozoa
Protozoa rumen
diklasifikasikan menurut morfologinya yaitu: Holitric (yang mempunyai silia
hampir diseluruh tubuh dan mencerna karbohidrat yang fermentabel), Oligotrichs
(yang mempunyai silia sekitar mulut, umumnya merombak karbohidrat yang lebih
sulit dicerna).
k. Retikulum
Merupakan bagian
lambung yang terletak paling depan meskipun bukan saluran pencernaan terdepan
dari lambung. Bagian dalam retikulm dilapisi oleh epitel squamus berstrata
dengan susunan seperti sarang lebah atau jala (rete) sehingga sering disebut
sebagai perut jala. Lokasi retikulum tepat di belakang diafragma dan berlawanan
dengan jantung. Funsi retikulum belum jelas secara spesifik, kecuali membantu
melewatkan bolus-bolus melalui esophagus dan mengatur penyaluran ransum dari
rumen ke omasum dan rumen ke esophagus.
l. Omasum
Merupakan
kelanjutan dari retikulum yang terletak di sebelah kanan rumen dan retikulum
persis pada posisi kaudal hati. Permukaan bagian dalam dipenuhi oleh papila
yang pendek dan mempunyai bentuk permukaan yang berlembar-lembar ±100 lembar,
sehingga sering disebut perut Kitab atau perut buku. Fungsi lamina adalah
menyaring partikel digesta yang akan masuk ke abomasum. PH omasum
berkisar antara 5,2 sampaim6,5. Pada omasum terjadi proses penyerapan air,
amonia, asam lemak terbang dan elektrolit. Organ ini juga dilaporkan
menghasilkan amonia dan asam lemak. Pada omasum juga terdapat kelenjer yang
menghasilka enzim yang akan bercampur dengan bolus-bolus nantinya akan diteruskan
ke abomasum.
m. Abomasum
Abomasum merupakan
perut sejati karena abomasum berfungsi layaknya lambung pada ternak non
ruminansia. Abomasum sering jg disebut perut Kelenjar karena banyak dijumpai
kelenjar pencernaan. Letak abomasum adalah ventral omasum dan terentang kaudal
pada sisi kanan dari rumen. Ph abomasum berkisar antar 2 sampai 4,1. Abomasum
terletak di bagian kanan bawah dan jika kondisi sangat asam, maka abomasum
dapat berpindah ke kiri. Permukaan abomasum dilapisi oleh mukosa. Mukosa pada abomasum
berfungsi untuk melindungi dinding sel tercerna oleh enzimyang dihasilkan oleh
abomasum. Sel-sel mukosa pada abomasum menghasilkan pepsinogen dan sel partikel
penghasil HCl. Pepsinogen bereaksi dengan HCl membentuk pepsin. Pada saat
terbentuk pepsin reaksi berjalan secara otokatalitik.
n. Intestinum Tenue, Usus Halus
Usus
Halus terbagi atas 3 bagian yaitu Duodenum(usus 12 jari),
Jejenum(usus kosong) dan Ileum (usus penyerapan),yang membedakan pada
bagian-bagian tersebut perbedaan struktur histologik. Fungsi usus halus adalah
mencerna makanan secara kimiawi menggunakan enzim. Di dalam usus halus
terjadi perombakan terakhir dan penyerapan sari-sari makanan.
Duodenum merupakan
bagian pertama usus halus dan amat dekat dengan dinding tubuh serta terikat
pada penggantungnya (mesenterium) yang pendek dan memiliki panjang sekitar
1-1,2 m. Saluran yang berasal dari hati dan pankreas menyatu ke dalam duodenum
pada jarak yang pendek di belakang pilorus (bagian ujung abomasum).
Jejunum secara
jelas dapat dibedakan dari duodenum pada posisi di mana kira-kira mesenterium
mulai tampak lebih panjang. Tidak ada batas yang jelas antara jejunum dan
ileum.
Usus halus
menghasilkan enzim tersendiri : Enterokinase merubah tripsinogen menjadi
tripsin, Amnopeptidase merubah aminopeptida menjadi dipeptida, Dipeptidase
merubah dipeptida menjadi asam amino, Sukrase merubah sukrosa menjadi glukosa
dan fruktosa, Maltase merubah maltosa menjadi 2glukosa, dan Laktase merubah
laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
Pada ruminansia
enzim selulosa yang dihasilkan oleh mikroba tidak hanya berfungsi untuk
mencerna selulosa menjadi asam lemak, tetapi juga menghasilka biogas berupa
CH4.
o. Intestinum Crasum, Usus Besar
Usus besar terdiri
atas cecum yang merupakan kantung buntu dan colon yang terdiri atas bagian yang
naik, mendatar dan turun. Bagian yang turun akan berakhir pada rectum dan anus.
Pada usus besar terjadi proses pencernaan terakhir yaitu penyerapan air
dan penyerapan sedikit sisa nutrisi yang sebelumnya sebagian besar telah
diserap dalam usus halus. Di dalam usus besar juga terjadi proses pembentukan
feses yang nanti kan dikeluarkan melalui anus.
p. Organ Pencernaan Aksesori
1) Glandula Saliva
Glandula saliva
atau kelenjar ludah terdapat di rongga mulut yang terdiri atas 3 pasang yang
sangat jelas. Glandula saliva yang utama adalah Parotid, Mandibular dan
Sublingual. Beberapa glandula saliva yang minor yaitu Labial, Bukal, Lingual
dan Palatin serta Zigomatik.
2) Pankreas
Pankreas merupakan
suatu kelenjar tubulo-alveolar yang memiliki bagian endokrin ataupun eksokrin.
Bagian eksokrin dari pankreas menghasilkan NaHCO3 serta enzim-enzim pencernaan
yang melalui saluran pankreas menuangkan enzim tersebut ke duodenum dekat
dengan muara saluran empedu. Letak pankreas tepat di daerah tikungan duodenum.
3) Hati
Hati (liver, hepar)
terletak di rongga perut persis di caudal diafragma dan cenderung terletak di
bagian kanan terutama pada ruminansia di mana rumen mendorong bagian-bagian
lain ke arah kanan. Cairan empedu dihasilkan oleh hati dan keluar menuju
kantong empedu melalui sebuah saluran (ductus hepaticus).
2. Sistem Pencernaan Ternak
Non Ruminansia
a. Sistem Pencernaan Kuda
Kuda memiliki
kemampuan untuk memanfaatkan hijauan dalam jumlah yang cukup dengan proses
fermentatif di bagian caecum. Saluran pencernaan kuda memiliki ciri khusus
yaitu ukuran kapasitas saluran pencernaan bagian belakang lebih besar di
bandingkan bagian depan. Berikut penjelasan secara umum maupun khusus dari alat
dan fungsi pencernaan kuda:
1. Rongga Mulut
Mulut merupakan
bagian pertama dari sistem penmcernaan yang mempunyai 3 fungsi yaitu mengambil
pakan (prehensi), pengunyahan (mastikasi) secara mekanik dan pembasahan pakan
dengan saliva (salivasi). Di dalam rongga mulut terdapat organ pelengkap yaitu
lidah, gigi, dan saliva. Lidah merupakan alat pencernaan mekanik. Kuda dapat
menyeleksi pakan yang dimakan dikarenakan adanya bungkul-bungkul pengecap pada
lidah dan terbanyak terdapat di daerah dorsum lidah dibandingkan bagian lain
dengan cara merasakan pakan yang dimakan. Gigi adalah organ pelengkap yang
secara mekanik relatif kuat untuk memulai proses pencernaan. Saliva dihasilkan
oleh 3 pasang kelenjar yaitu kelenjar parotis, kelenjar mandibularis, kelenjar
sublingualis. Saliva berfungsi sebagai pelicin dalam mengunyah dan menelan
pakan dengan adanya mucin, mengatur temperatur rongga mulut, pelindung mukosa
mulut dan detoksikasi.
2. Pharynx dan Esofagus
Pharynx adalah
penyambung rongga mulut dan esophagus. Esophgagus mempunyai panjang kira-kira
50-60 inchi. Pada pharynx dan esofagus tidak terjadi pencernaan yang berarti.
3. Lambung
Lambung kuda
relatif lebih kecil dibandingkan ternak lain terutama ternak ternak ruminansia.
Kapasitas lambung kuda antara 8-15 liter atau hanya 9% dari total kapasitas
saluran pencernaan. Proses pencernaan yang terjadi di daerah lambung tidak
sempurna dikarenakan aktivitas mikroorganisme sangat terbatas dimana populasi
bakteri relati rendah, waktu tinggal pakan di lambung hanya sebentar sekitar
30menit, dan hasil proses fermentatif adalah asam laaktat bukan VFA.
4. Pankreas
Kuda memiliki
perbedaan yang spesifik dari segi cairan pankreas dengan ternak lain yaitu
konsentrasi enzim dan kadar HCO3 rendah. Bagian pankreas kuda terdiri dari
endokrin dan eksokrin.
5. Usus Halus
Usus kecil
merupakan tempat utamauntuk mencerna karbohidrat, protein dan lemak serta
tempat absorbsi vitamin dan mineral. Kapasitas usus kecil adalah 30%.dari
seluruh kapasitas saluran pencernaan kuda. Usus kecil terdiri dari tiga bagian
yaitu: duodenum, jejenum, dan ileum. Proses pencernaan di usus kecil kecil
adalah proses pencernaan enzimatik. Beberapa enzitersebut adalah peptidase,
dipeptidase, amylase, dan lipase.
6. Usus Besar
Usus besar terdiri
dari caecum, colon, rektum. Caecum dan colon memiliki kapasitas 60% dari
keseluruhan saluran pencernaan yang mempunyai fungsi 1) tempat fermentasi
dengan hasil berupa VFA, 2) Sintesa Asam Amino, Vit B & K, 3) Tempat utama
mencerna neutral detergen fiber (NDF), 4) asam laktat dari lambung dengan
adanya Veilonella gazagones akan dirubah menjadi VFA.
Produksi dan proses
pencernaan fermentatif di usus besar tidak semuanya dapat dimanfaatkan karena
posisi yang dibelakang setelah usus halus kecil, sehigga hanya sekitar 25%
hasil fermentatif di usus besar yang dapat diserap kembali ke usus kecil atau
dimanfaatkan oleh tubuh. Sedangkan rektum merupakan tempat utama penyerapan air
kembali. Proses pencernaan dari mulut sampai terbuang sebagai feses dari 95 %
pakan yang dikonsumsi membutuhkan waktu 65-75 jam.
b. Sistem Pencernaan Unggas
Sistem pencernaan
pada unggas berbeda dengan system pencernaan pada ruminansia dan dan mamalia
lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh jenis pakan dan bentuk anatomis dari organ
pencernaan unggas.
1. Mulut (Paruh)
Pakan masuk ke
dalam mulut ayam masih dalam keasaan utuh, kemudian dengan tekanan lidah masuk
ke dalam rongga pharynk dan turun ke oesophagus oleh gaya gravitasi. Mulut
berfungsi mengambil makanan (prehensi) dan salivasi. Mulut menghasilkan saliva
yang mengandung amylase dan maltase saliva, tetapi pemecahan bahan pakan di
mulut kecil sekali karena mulut hanya digunakan untuk lewat sesaat.
2. Oesophagus
Oesophagus
merupakan saluran lunak dan elastic yang mudah mengalami pemekaran
apabila ada bolus yang masuk. Oesopagus memanjang dari pharynk hingga
proventrikulus melewati tembolok (crop). Organ ini menghasilkan mukosa yang
berfungsi membantu melicinkan pakan menuju tembolok.
3. Tembolok (Crop)
Tembolok berfungsi
sebagai tempat menyimpakn makanan sementara. Makanan ada dalam tembolok selama
2 jam. Kapasistas tembolok ± 250gram. Pada tembolok terdapat syaraf yang
berhubungan dengan hypothalamus pusat lapar dan kenyang, sehingga banyak
sedikitnya pakan yang terdapat dalam tembolok akan memberikan respon pada
syaraf untuk makan atau menghentikan makan.
4. Proventrikulus
Proventrikulus
adalah organ yang memproduksi/mengeksresikian pepsinogen dan Hcl untuk mencerna
protein dan lemak. Proventrikulus merupakan tempat yang dilewati makanan menuju
ventrikulus. Fungsi HCl yang dihasilkan pada proventrikulus akan membantu
melumatkan CaCO3 dan fosfat, mengionkan elektrolit dan memecah struktur
tersier pakan saat pakan berada dalam ventrikulus.
5. Empedal (gizzard)/Ventrikulus
Empedal/
Gizzard/ventrikulus disebut juga perut muscular. Fungsi organ ini adalah
memecah/melumatkan pakan dan mencerna dengan air menjadi pasta yang dinamakan
chyme. Ukuran dan kekuatan ventrikulus ditentukan oleh kebiasaan makan unggas.
Pada ventrikulus disekresikan koilin yang berfungsi melindungi permukaan
ventrikulus terhadap kerusakan. Disini proses pencernaan pakan juga dibantu
oleh pasir-pasir halus yang juga dimakan oleh unggas.
6. Duodenum
Pada bagian ini
terjadi pencernaan yang paling aktif dengan proses hidrolisis dari nutrient
kasar berupa pati, lemak dan protein. Penyerapan hasil akhir dari proses in
sebagian besar terjadi di duodenum. Duodenum merupakan tempat sekresi enzim
dari pancreas dan getah empedu dari hati. Getah empedu mengandung garam empedu
dan lemak dalam bentuk kholesitokinin-pankreosimin berisi kolesterol dan
fosfolipid.
7. Jejenum dan Ileum
Jejenum dan ileum
merupakan kelanjutan dari duodenum, fungsinya sama dengan duodenum. Pada organ
ini proses pencernaan dan penyerapan yang belum selesai pada duodenum
dilanjutkan sampai tinggal bahan yang tidak dapat tercerna.
8. Sekum (coecum)
Beberapa nutrien
yang tidak tercerna mengalami dekomposisi oleh mikrobia sekum, namun jumlah dan
penyerapan kecil sekali. Pada sekum juga terjadi digesti serat kasar yang
dilakukan oleh bakteri pencernaan serat kasar.
9. Rektum (Usus Besar)
Usus besar
dinamakan juga intestinum crassum, pada bagian ini terjadi perombakan partikel
pakan yang tidak tercerna oleh mikroorganisme menjadi feses. Pada bagian ini
juga bermuara ureter dari ginjal untuk membuang urin yang bercampur dengan
fesessehingga feses unggas dinamakan ekskreta. Feses dan urin sebelum
dikeluarkan mengalami penyerapan air sekitar 72%-75%. Waktu yang diperlukan
unggas untuk makan hingga defekasi adalah 4 jam.
10. Kloaka
Kloaka merupakan
tempat keluarnya fesees.
Organ Pencernaan
Tambahan pada Unggas:
1. Pankreas
Pankreas
mensekresikan getah pancreas yang berfungsi dalam pencernaan pati, lemak dan
proein. Selain itu pancreas juga mensekresikan insulin. Secara umum pancreas
berfungi sebagai eksokrin yaitu mensuplai enzim yang mencerna karbohidrat,
protein dan lemak. Endokrin yaitu menggunakan dan mengatur nutrient berupa energy
untuk diserap dalam tubuh dalam proses dasar pencernaan.
2. Hati
Hati mensekresikan
getah empedu yang disalurkan dalam duodenum. Fungsi getah empedu adalah
menetralkan asam lambung (HCl) dan membentuk sabun terlarut (Souluble soaps)
dengan asam lemak bebas. Kedua fungsi tersebut akan membantu absorbsi dan
translokasi asam lemak. Dalam getah empedu terdapat asam empedu yang berperan
sebagai asam tarokholik dan glikokhilik. Fungsi asam empedu adalah : membantu
disgesti lemak dengan membentuk emulsi, mengaktifkan lipase pankreas, membantu
penyerapan asam lemak, kolesterol dan vitamin yang larut dalam lemak, stimulasi
aliran getah empedu dari hati dan menangkap kolesterol dalam getah empedu.
3. Lien (Spleen)
Sistem reproduksi unggas betina terdiri dari alat kelamin primer dan alat
kelamin sekunder. Alat kelamin primer adalah ovarium dan alat
kelamin sekunder adalah oviduct.Ovarium berfungsi
sebagai penghasil sel telur. Oviduct terdiri dari 5 bagian
yaitu infundibulum, magnum, ithmus, uterus dan vagina.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment