Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Pengertian pertanian menurut para ahli yaitu:
Menurut Mosher (1966),
pertanian adalah campur tanagan manusia dalam perkembangan tanaman dan atau
hewan, agar dapat lebih baik memenuhi kebutuhan dan memperbaiki kehidupan
keluarga dan atau masyarakatnya.
Darwis menyatakan bahwa
pertanian adalah segala usaha manusia untuk membudidayakan tanaman untuk
diambil manfaatnya, baik untuk sendiri maupun orang lain.
Anwas Adiwilaga (1972)
mendefinisikan pertanian sebagai kegiatan memelihara tanah , untuk produksi
selanjutnya.
Bishop dan Thoussaint
(1972), menurut mereka pertanian adalah suatu perusahaan yang khusus
mengombinasikan sumber-sumber dalam menghasilkan hasil pertanian.
Sebagian orang mengartikan
pertanian sebagai kegiatan manusia dalam mengolah lahan dan menanaminya dengan
berbagai jenis tanaman. baik tanaman semusim maupun tahunan ataupun tanaman
pangan. Secara garis besar ilmu pertanian merupakan pengetahuan yang
mempelajari kegiatan manusia untuk menghasilkan bahan pangan bagi kebutuhan
hidup manusia.Pengertian pertanian dalam arti sempit adalah rakyat yang
mengelola perkebunan, kehutanan dan peternakan. Sedangkan secara arti luas
pertanian diartikan sebagai suatu jenis produksi yang berlandaskan pertumbuhan
tumbuh-tumbuhan dan hewan.
Adapun “bertani adalah sebuah
proses produksi yang melibatkan tanaman, bahan-bahan yang menjadi kebutuhan
makanan tanaman dan kondisi yang membuat tanaman bisa makan dan berproduksi
dengan baik”. (Saragih,2008: 17)
Bentuk-Bentuk Pertanian
Pertanian memiliki beberapa
bentuk pertanian.berdasarkan tempat penanamannya bentuk-bentuk pertanian di
Indonesia, dibagi menjadi beberapa macam yaitu:
Sawah adalah suatu
bentuk pertanian yang dilakukan di lahan basah dan memerlukan banyak air baik
sawah irigasi, sawah lebak, sawah tadah hujan maupun sawah pasang surut.
Tegalan adalah suatu
daerah dengan lahan kering yang bergantung pada pengairan air hujan, ditanami
tanaman musiman atau tahunan dan terpisah dari lingkungan dalam sekitar rumah.
Lahan tegalan tanahnya sulit untuk dibuat pengairan irigasi karena permukaan
yang tidak rata. Pada saat musim kemarau lahan tegalan akan kering dan sulit
untuk ditubuhi tanaman pertanian.
Pekarangan adalah suatu
lahan yang berada di lingkungan dalam rumah (biasanya dipagari dan masuk ke
wilayah rumah) yang dimanfaatkan untuk ditanami tanaman pertanian.
Asal Mula Pertanian:
• Pada zaman dahulu manusia
hidup dengan berburu dan mengumpulkan bahan makanan dari alam.
• Berkahirnya zaman
es pada sekitar 11.000 tahun SM, menjadikan bumi lebih hangat dan mengalami
musim kering yang lebih panjang m waktu relatif singkat
dapat memberikan hasil dan biji serta umbi2an yang dapat disimpan
• Kondisi ini sangat
menguntungkan bagi perkembangan tanaman semusim, karena dala
• Ketersediaan biji2an dan
polong2an dalam jumlah memadai memunculkan perkampungan untuk
pertama kali, karena perburuan sudah dapat dilaksanakan tidak pada setiap saat
• Setelah itu mereka mulai
melakukan kegiatan pertanian berpindah (shifting cultivation),
• Setelah itu mereka
menggunakan alat pertanian dari batu dan mulai bercocok tanam dengan beberapa
jenis tanaman saja
• Lalu mereka
mulai melakukan pertanian menetap. Pada zaman ini mereka
sudah mulai menjinakkan hewan untuk diternakkan.
• Berdasarkan bukti artifek
peninggalan sejarah, para ahli berpendapat bahwa praktek pertanian pertama
kali dilakukan pada 8000 SM, di ,bulan sabit yang subur di Mesopotamia.
• Berdasarkan suatu kajian,
32 dari 56 spesies biji-bijian beradal dari daerah ini.
• Daerah ini juga menjadi
pusat keanekaragaman tanaman budidaya (center of origin).
• Jenis tanaman yang pertama
kali dibudidayakan adalah gandum, jelai (barley), buncis, kacang arab dan flax
• Di Tiongkok, pada dan jelai
mulai didomestifikasi pada 7500 SM, kemudian diikuti dengan kedelai, kacang
hijau, dan kacang azaki.
• Pada tahun 5000 SM, di
Sahel, Afrika dikembangkan padi dan sorgum
• Secara Umum dikatakan bahwa
pertanian bermula sebagai dampak perubahan iklim dunia dan adaptasi oleh
tanaman terhadap perubahan ini.
Perladangan Perpindahan
• Perladangan berpindah
merupakan suatu sistem pertanian yang dibangun berdasarkan pengalaman
masyarakat dalam mengolah lahan dan tanah yang dipraktekkan secara turun
temurun
• Sistem Perladangan
Berpindah : pada suatu wilayah tanah hutan, ada suatu area yang dibersihkan dan
kemudian ditanami setiap tahunnya untuk perladangan
• Perladangan
berpindah merupakan suatu sistem pertanian yang terintegrasi dan
berkesinambungan dalam ruang dan waktu yang dilakukan secara
berpindah-pindah sebagai ciri utama kearifan ekologi dari lahan
ladang yang satu ke yang lainnya guna mengistirahatkan (fallow) tanah
perladangan yang telah diolah beberapa kali
• Dalam perladangan berpindah
(shifting cultiation) merupakan satu diantara teknologi konservasi dalam
pertanian yang lebih berintegrasi dengan sistem alami.
• Pada perladangan berpindah, tahapan pemberaan
(fallow) merupakan persentase tertinggi dalam proses penggunaan lahan, dimana
tanah hanya digunakan dalam waktu yang pendek, sehingga erosi dan sedimentasi
sangat rendah
Sisi Negative Perladangan Berpindah:
A. Selalu dituding sebagai :
1. Penyebab penggundulan
hutan.
2. Penyebab erosi tanah
3. Penyebab kebakaran hutan
B. Perladangan berpindah dianggap tidak
efisien karena produktivitasnya rendah jika dibandingkan dengan resiko
lingkungan yang terjadi
C. Kehilangan nutrien akibat pembakaran dan
pencucian (bleaching)
Sisi Positif Perladangan Berpindah:
1. Kandungan bahan organik
disimpan selama masa pemberaan.
2. Dalam priode pemberaan ,
tidak meningkatkan CO2 diatmosfir, karena dihutankan kembali
3. Pembakaran yang dilakukan
dapat meningkatkan pH tanah
4. Lebih akrab dengan sistem
alami dan lebih adaptif, karena mempertahankan struktur alami dari pada merubah
ekosistem
5. Biodiversiti jauh lebih
tinggi jika dibandingkan dengan pertanian menetap
6. Pada priode pemberaan :
a. Meningkatkan
penyimpanan karbon dalam tanah
b. Meningkatkan
BO dalam tanah
c. Meningkatkan
produktivitas tanah
Priode Perladangan Berpindah:
a. Di Hutan Sekunder Tua, masa bera mencapai
10-15 tahun.
b. Dihutan Sekunder Muda, masa bera mencapai
5–10 tahun
c. Di hutan sekunder termuda, masa bera
kurang dari 5 tahun
Pertanian Rakyat
• Adalah sistem pertanian yang dikelola oleh
rakyat pada tanah/lahan garapan untuk memenuhi kebutuhan makanan dalam negeri
Ciri Pertanian Rakyat
· Modal kecil
· Sistem dan cara
pengolehan lahan sederhana
· Tanaman yang ditanam adalah
tanaman pangan
· Tidak memiliki sistem
Administrasi yang baik
Ciri Pertanian Modern
• Bersifat menetap
• Sangat bergantung pada
input dari luar
• (Selama ini) Kurang
memperhatikan lingkungan
• Produkditivas komoditi
tinggi
Manfaat pertanian di indonesia
Pertanian memiliki subsektor-subsektor yang
memiliki peran dan potensi dalam membangun perekonomian Indonesia. Di bawah ini
terdapat beberapa peran dari subsektor-subsektor yang ada di sektor pertanian
1. Perkebunan Sebagai
Komoditi Ekspor
Subsektor perkebunan merupakan salah satu
subsektor yang mengalami pertumbuhan yang paling konsisten, baik ditinjau dari
arealnya maupun produksinya. Berdasarkan data dari Direktorat Bina Produksi
Perkebunan (2004), pada tahun 2000 sampai 2003, secara keseluruhan luas areal
perkebunan di Indonesia meningkat dengan laju 2,6% per tahun dengan total areal
pada tahun 2003 mencapai 16,3 juta ha.
Perkebunan di Indonesia memiliki beberapa
komoditas penting, diantaranya adalah karet, kelapa sawit, kelapa, kopi, kakao,
teh, dan tebu. Pertumbuhan kelapa sawit, karet dan kakao mengalami laju yang
pesat diantara tanaman perkebunan yang lainnya yaitu diatas 5% per tahun.
Pertumbuhan tersebut pada umumnya berkaitan dengan tingkat keuntungan pengusaha
komoditas tersebut yang relatif baik. Selain itu adanya kebijakan pemerintah
untuk mendorong perluasan areal untuk komoditas tersebut.
Selain pertumbuhan areal, produksi perkebunan
juga meningkat dengan konsisten pada tahun 2000 sampai 2003 dengan laju 7,6%.
Total produksi mencapai 19,6 juta ton pada tahun 2003. Komoditas kelapa sawit
dan karet mempunyai kontribusi yang dominan. Produksi kelapa sawit tumbuh pesat
dengan laju 12,1% per tahun. Kemudian tingkat pertumbuhan produksi komoditas
kakao dan kopi juga relative pesat pada periode tersebut. Hal tersebut
disebabkan oleh meningkatnya harga-harga produk perkebunan pada tahun 2003.
Subsektor perkebunan merupakan salah satu
subsektor yang penting karena mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap
perekonomian Indonesia. Subsektor ini juga menyerap tenaga kerja sehingga angka
pengangguran bisa berkurang. Sampai tahun 2003, jumlah tenaga kerja yang
terserap oleh subsektor ini diperkirakan mencapai sekitar 17 juta jiwa. Jumlah
lapangan kerja tersebut belum termasuk ke dalam industri hilir perkebunan.
2. Agroindustri Sebagai
Pemoles Hasil Pertanian
Pertanian merupakan isu sensitif dan penting yang
menjadi ciri sosial ekonomi bagi sebagian besar dari negara-negara berkembang
di dunia. Namun, negara maju yang sudah menjadi negara industri, yang memiliki
jumlah petani dan kontribusi pertanian yang kecil ternyata juga ikut membela
dengan serius sektor pertaniannya.
Di Indonesia, kita jumpai banyak sekali
industri-industri yang bergerak dalam mengelola hasil-hasil dari sektor
pertanian. Selain itu banyak hasil karya anak bangsa yang mengubah hasil
pertanian sebagai bahan baku yang kemudian disulap menjadi barang yang sangat
bermanfaat dan bernilai jual tinggi. Contohnya pemanfaatan pelepah pisang yang
dibuat menjadi berbagai kerajinan tangan. Biji-biji jarak yang kemudian diolah
menjadi biodiesel. Hasil dari perkebunan tembakau, karet, kopi, tanaman sayur
dan hortikultura serta masih banyak lagi industri-industri pertanian yang
dimiliki oleh Indonesia.
Dalam pembangunannya, industri pertanian tidaklah
lepas dari perkembangan teknologi. Pemanfaatan hasil pertanian sebagai bahan
baku industri mampu memberikan kontribusi tenaga kerja sehingga tingkat
pengangguran di Indonesia secara perlahan-lahan dapat menurun. Peran
bioteknologi juga sangat diperlukan di sektor ini, sehingga menjadi peluang
untuk tenaga-tenaga ahli dalam bidang pertanian untuk bekerja.
3. Agroekowisata Sebagai
Pemikat Wisatawan
Negara Indonesia memiliki keanekaragaman hayati
baik flora maupun fauna yang menjadi ciri khas tersendiri sebagai negara yang
beriklim tropis. Hal ini jarang sekali diperhatikan dan dirawat oleh masyarakat
Indonesia itu sendiri sehingga kurang optimal dalam pemanfaatannya. Salah satu
manfaatnya adalah sebagai objek wisata.
Pada hakikatnya manusia mempunyai daya imajinasi
yang tinggi sehingga memerlukan keindahan-keindahan yang akan menyegarkan
kembali daya imajinasi yang mulai jenuh akibat dari kesibukan-kesibukannya yang
sudah menjadi rutinitas sehari-hari. Meski sudah ada objek wisata alam yang
telah tersedia, namun jarang sekali objek wisata yang memberikan perpaduan dari
keindahan susunan bentang alam dengan produk-produk pertanian.
Agroekowisata
menawarkan berbagai ekosistem pertanian serta bentang alam yang khas yang akan
menjadi wahana baru untuk para wisatawan baik wisatawan lokal maupun wisatawan
asing. Hal tersebut dapat memberikan kontribusi yang besar dalam
perekonomian Indonesia dalam bentuk penghasilan devisa.
No comments:
Post a Comment