Hasil keturunanya memiliki darah ayah dan
induknya dan mewarisi setengah
dari sifat-sifat bapaknya dan setengah dari sifat-sifat
induknya. Pewarisan ini
tidak hanya sifat-sifat ke unggulanya (sifat-sifat yang
baik) tetapi juga sifat-
sifat kelemahanya(sifat-sifat yang jelek)
Beberapa model perkawinan yang
terjadi di lapangan adalah sebagai berikut;
a.Model 1.
100% X 100%
Limousin ↓ Lokal
Limousin ↓ Lokal
50% limousin
50% lokal
Pada model ( 1) anak keturunanya mewarisi
setengah(50%) dari sifat-sifat sapi impor
dan setengah (50%) dari sifat-sifat sapi lokal,ini
berarti memiliki bobot badan dan
tingkat pertumbuhan yang lebih baik dari sapi
lokal,(walaupun tidak sebaik sapi impor)
dan memiliki kemampun reproduksi dan adaptasi
yang lebih baik dari sapi impor.
Berdasarkan pengalaman di
lapangan, walaupun tingkat produksinya tidak sebaik
sapi lokal murni tetapi tidak menimbulkan gangguan
reproduksi,kemampuan menyesuaikan
terhadap kondisi lingkungan juga baik,sehingga
pola perkawinan silang ini sangat
menguntungkan peternak,perbaikan mutu genetik ,dan juga
sebaiknya diikuti dengan
perbaikan pemberian pakan baik jumlah dan kwalitasnya serta
perbaikan tatalaksana
pemeliharaan sehingga akan di peroleh produktifitas pada
keturunanya,pengaruh kawin
silang yang paling besar terjadi pada model 1.
b,Model 2
a. 100%
X 50%limousin
b.100% X 50% Simental
limousin ↓
50%lokal Simental ↓
50%lokal
75%limousin 75%Simental
25%lokal
25%lokal
c. 100% X 50% Simental
Limousin ↓ 50%lokal
50%limousin
25%Simental
25%lokal
Pada model 2.ini
proporsi darah sapi impor(limousin atau simental) sebesar 75%
dan sapi lokal 25%.
proporsi darah sapi impor yang
lebih besar dari model 1 ini juga sebaiknya diikuti
dengan peningkatan pemberian pakan,baik secara
kualitas maupun kwantitas serta
perbaikan tatalaksana pemeliharaan
sehingga akan terjadi peningkatan produktifitas pada keturunanya,
c, Model 3
↓
25%lokal
25%simental
↕ 25%lokal
85,5%limousin
12,5%lokal 75%limousin
12,5%simental
12,5%lokal
Dan seterusnya
Proporsi darah impor pada model 3,ini mencapai
87,5%dan darah lokal 12,5%.
Penampilan keturunan pada model ini sudah
mendekati penampilan sapi impor
Guna mengatasi permasalahan yang timbul akibat
proporsi sapi impor lebih dari 75%
,maka disarankan untuk dilakukn "Back
Cross"ini dilakukan dengn mengawinkan
sapi keturunan,dengan yang sama dengan bangsa sapi
lokal sebelumnya mis;
keturunan yang mengandung darah brahman di kawinkan
dengan pejantan brahman
,hal ini di maksud untuk meningkatkan darah lokal dan
menurunkan darah sapi impor
sehingga sapi akan menunjukkan penampilan yang optimum
dan tidak terjadigangguanreproduksinya,
No comments:
Post a Comment