Thursday 21 April 2016

CARA PEMILIHAN BIBIT UNGGUL PADA TERNAK(ilMu TERNAK)

     Dalam suatu usaha peternakan dalam pemilihan bibit unggul merupakan hal yang paling Penting dilakukan karena pemilihan bibit merupakan salah satu kunci keberhasilan dari usaha peternakan.  Apabila bibit yang baik didukungpemberian  pakan yang baik dan tatalaksana yang baik akan mendapatkan produksi yang optimal (ingat segitiga produksi peternakan). Ternak yang dipilih untuk digunakan sebagai bibit harus didasarkan pada sifat-sifat produksi tinggi guna memperoleh produksi yang maksimal. Untuk menjamin mutu produksi yang sesuai dengan permintaan konsumen diperlukan bibit ternak yang bermutu, oleh karena itu diperlukan pengaturan mengenai standar mutu atau kualitas bibit ternak dan produksinya. Tujuan utama standarisasi adalah untuk meningkatkan daya saing hasil peternakan di pasaran dalam dan luar negeri yang diharapkan dapat meningkatkan penerimaan devisa negara dan pendapatan petani.
Bibit Ternak :  semua ternak hasil proses penelitian dan pengkajian dan atau ternak yang memenuhi persyaratan tertentu untuk dikembangkan dan atau produksi
Benih :  calon bibit ternak yang mempunyai kemampuan persyaratan tertentu untuk dikembangbiakan seperti : mani (semen), sel telur (oocyt), telur tetas dan embrio

Dasar Pemilihan Bibit
1.  Berdasarkan Silsilah (pedigree)
Silsilah : catatan prestasi produksi tetua (induk dan pejantan)
Catatan dilakukan oleh perusahaan-perushaan besar (di Indonesia  biasa dilakukan pada ternak perah; ternak potong masih jarang)
Catatan pada ternak potong  :
Berat lahir                           Berat dewasa
Berat sapih                         Bobot potong
PBBH
2.   Berdasarkan Eksterior (bentuk luar)
Berdasarkan pengamatan, yaitu dengan melihatmemegang / meraba bagian-bagian tertentu

Pemilihan Bibit sapi dan Kerbau








Pemilihan Bibit sapi dan Kerbau secara umum harus diperhatikan sehat tidaknya ternak calon bibit yang dipilih. Adapun tanda-tanda ternak yang sehat adalah :
·         Mata bersinar,
·         Bulu halus dan mengkilap
·         Kulit tampak elastis
·        Sikap berdiri tegak, kuat dan semua bagian tubuh didukung oleh keempat kaki dengan teracak yang rata
·         Gerak lincah dan kuat
·         Nafsu makan cukup baik,

Standar Umum Mutu Bibit Sapi
1.       Sapi harus sehat dan bebas dari segala cacat fisik seperti : cacat mata (kebutaan), tanduk patah, pincang, lumpuh, kaki dan bulu abnormal
2.       Sapi bibit betina harus bebas dari cacat alat reproduksi, abnormal ambing serta tidak menunjukkan gejala kemandulan
3.       Sapi bibit jantan harus siap sebagai pejantan serta tidak menderita cacat pada alat kelaminnya
Standar Umum Mutu Bibit Kerbau adalah:
·      Kerbau bibit harus sehat dan bebas dari segala cacat fisik seperti cacat mata (kebutaan), tanduk patah, pincang, lumpuh, kaki dan kuku abnormal serta tidak terdapat kelainan tulang
·      Semua Kerbau bibit betina harus bebas dari cacat alat reproduksi, abnormal ambing serta tidak menunjukkan gejala kemandulan
·         Kerbau bibit jantan harus siap sebagai pejantan serta tidak menderita cacat pada alat kelaminnya
Standar mutu bibit ternak domba dan kambing adalah:
·     Sehat; tanda-tanda domba dan kambing yang sehat antara lain : mata bersinar dan bersih, bulu mengkilat dan bersih, selaput lendir mata dan kulit tidak pucat, gerakannya aktif, hidung dan mulut tidak mengeluarkan cairan, dan anus tampak bersih
·      Bangsa; menurut kesukaan peternak dan konsumen, dengan memilih bangsa domba/kambing yang biasa diternakkan di daerah sekitar.
·        Kesuburan; induk yang subur adalah yang memliki banyak anak setiap melahrikan
·        Temperamen; induk yang mempunyai temperamen yang baik yaitu induk yang mau merawat anaknya dengan rajin dan selalu menyusui anaknya
·     Produksi susu tinggi; untuk memberikan jaminan hidup dan pertumbuhan anak yang baik sampai disapih, diharapkan induk mampu mensuplai susu yang cukup.


Pemilihan Bibit Ternak babi









Pada umumnya para ahli dalam memilih ternak babi untuk dipelihara dapat menggunakan 4 (empat) dasar pemilihan, yaitu :
1.       Judging; yaitu pemilihan berdasar visual; biasanya digunakan pada arena lomba
2.       Pedigree; yaitu pemilihan didasarkan pada prestasi yang ditunjukkan oleh nenek moyangnya
3.       Penampilan ternak
4.       Pengujian atau tes produksi seperti yang diatur dalam kesepakatan teknis
Pemilihan bibit dalam usaha ternak potong babi, bila ditinjau dari sudut tujuan pemeliharaan dapat dibedakan menjadi 2(dua) golongan, yaitu :
1.       Pemilihan bibit babi bakalan (jantan dan betina) untuk tujuan produksi anak
2.       Pemilihan bibit babi bakalan untuk tujuan digemukkan, kemudian dijual.
3.       Pemilihan bibit babi ditekankan pada
·        Sifat-sifat genetic dari tetuanya
·        Penampakan sifat-sifat kelamin sekunder
·        Laju pertumbuhan dan efisiensi dalam penggunaan pakan
·        Kesehatan ternak 
Pemilihan babi bakalan ditekankan pada :
·           Laju pertumbuhan
·           Efisiensi pakan
·           Kesehatan ternak


Pemilihan Tipe Ternak
Pemilihan ternak idealnya disesuaikan dengan tujuan usaha peternakan yang akan dilaksanakan, misalnya
·         untuk tujuan penghasil daging maka dipilih tipe pedaging,
·         untuk menghasilkan susu maka dipilih tipe perah,
·         untuk tujuan tenaga kerja maka dipilih sapi tipe kerja,
·         untuk tujuan daging dan susu sekaligus dipilih tipe dwiguna. 
  
Sapi tipe pedaging mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :






·         Tubuh dalam, besar dan berbentuk segi empat atau balok
·         Kualitas dagingnya maksimal dan mudah untuk dipasarkan
·         Laju pertumbuhannya cepat
·         Cepat mencapai dewasa
·         Effisiensi penggunaan pakan tinggi.
  
Sapi tipe perah, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

·       



  Tubuhnya luas ke belakang seperti gergaji
·         Sistem dan bentuk ambingnya baik dan putingnya simetris
·         Effisiensi pakan yang dialihkan untuk produksi susu tinggi
·         Sifatnya baik dan jinak.


 
Sapi tipe kerja, mempunyai Ciri-ciri sebagai berikut :






·         Bertubuh besar dan kuat dengan perototan yang kuat
·         Gerakan anggota tubuhnya bebas
·         Sifatnya tenang dan patuh
·         Kakinya panjang dan kuat

Sapi tipe dwiguna, mempunya ciri-ciri sebagai berikut :
Tipe ini mempunyai ciri diantara 2 tipe artinya :
·         Apabila penggunaan sapi untuk penghasil susu dan daging, maka cirinya harus berada diantara tipe perah dan tipe pedaging.
·         Apabila penggunaannya untuk penghasil daging dan kerja maka cirinya harus berada diantara tipe daging dan tipe kerja.
Sapi tipe multiguna
·         Tipe ini merupakan perpaduan lebih dari dua tipe, bahkan mungkin diluar tipe yang ditentukan diatas
·         Pada peternakan sapi tradisional di Indonesia, kebanyakan sapi yang dipelihara adalah tipe multiguna karena selain untuk memanfaatkan daging, susu atay tenaganya ada juga yang dimaksudkan untuk rekreasi seperti karapan sapi, adu domba juga untuk penghasil pupuk ataupun sumber tabungan 

 MEMILIH BIBIT AYAM UNGGUL







 Untuk memulai bisnis peternakan ayam ada beberapa hal yang perlu anda lakukan secara seksama, salah satunya adalah pemilihan bibit ayam (DOC) yang baik. 
Pemilihan doc yang berkualitas sangat berperan penting dalam keberhasilan ternak. Kalau kita tinjau lebih dalam, dalam hal pembiayaan ternak, doc memiliki beban kurang lebih 20% dari total biaya selain pakan dan lain-lain, namun doc memiliki peran lebih dari 60% dalam keberhasilan ternak. Hal ini lah yang perlu kita jadikan acuan dalam proses pemeliharaan yang akan kita jalani, lebih baik menunda chick in dari pada asal membeli doc yang belum kita ketahui kualitasnya, pilih breeder yang terpercaya dalam bidangnya dan seleksi kembali doc yang anda beli sebelum chick in.
DOC
Doc merupakan singkatan dari Day Old Chick yang merupakan istilah untuk anak ayam yang berumur satu hari.
Ciri-ciri doc ayam pedaging yang baik (final stock), yang dihasilkan dari penetasan (hatchery), sesuai dengan SNI 01-4868.1-2005
-bobot per ekor minimal 37 gram
-kondisi fisik yang sehat dan tidak terdapat kelainan
-warna bulu seragam dan kering
-serta jaminan kematian doc maksimal 2%
Ciri-ciri doc ayam petelur (final stock), sesuai SNI 01-4868.2-2005
-bobot doc per ekor minimal 33 gram
-kondisi fisik yang sehat dan tidak terdapat kelainan
- warna bulu seragam dan kering
- serta jaminan kematian doc maksimal 2%
Kondisi fisik yang sehat dan tidak ada kelainan dijabarkan lebih terperinci pada SNI 01-4868.2-1998, meliputi  kondisi fisik sehat, kaki normal, tampak segar dan aktif, tidak cacat fisik, sekitar pusat dan dubur kering.
Dengan memahami ciri ciri bibit ayam yang baik, akan lebih mudah bagi kita menemukan bibit unggulan.  Secara umum ciri ciri diatas bisa menjadi standar bagi anda dalam memilih bibit ayam. Pemilihan DOC yang baik memang sangat penting, namun jika DOC yang baik tersebut tidak dipelihara dengan cara yang baik maka anda tidak akan memperoleh hasil yang maksimal

No comments:

Post a Comment