Friday, 22 April 2016

PROSES GAMETOGENESIS PADA HEWAN(ILMU TERNAK)

   

Proses gametogenesis pada hewan







 Gametogenesis adalah proses pembentukan gamet atau sel kelamin. Sel gamet terdiri dari gamet jantan (spermatozoa) yang dihasilkan di testis dan gamet betina (ovum) yang dihasilkan di ovarium. Terdapat dua jenis proses pembelahan sel yaitu mitosis dan meiosis. Mitosis yaitu pembelahan sel dari induk menjadi 2 anakan tetapi tidak terjadi reduksi kromosom contoh apabila ada sel tubuh kita yang rusak maka akan terjadi proses penggantian dengan sel baru melalui proses pembelahan mitosis, sedangkan pembelahan meiosis yaitu pembelahan sel dari induk menjadi 2 anakan dengan adanya reduksi kromosom, contohnya pembelahan sel kelamin atau gamet sebagai agen utama dalam proses reproduksi manusia. Pada pembelahan mitosis menghasilkan sel baru yang jumlah kromosomnya sama persis dengan sel induk yang bersifat diploid (2n) yaitu 23 pasang/ 46 kromosom, sedangkan pada meiosis jumlah kromosom pada sel baru hanya bersifat haploid (n) yaitu 23 kromosom. Gametogenesis terdiri 4 tahap : perbanyakan, pertumbuhan, pematangan dan perubahan bentuk. Gametogenesis ada dua yaitu spermatogenesis dan oogenesis. 

Spermatogenesis

  




 Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa (tunggal : spermatozoon) yang terjadi di organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya ditubulus seminiferus. Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi spermatosit primer (mitosis), selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid. Istilah ini biasa disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium menjadi spermatid.  
 Spermatozoa dibentuk di dalam testis melalui proses yang disebut spermatogenesis, tetapi mengalami pematangan lebih lanjut di dalam epididimis dimana sperma disimpan sampai ejakulasi. Kapasitas produksi sperma sudah ditentukan terlebih dahulu oleh hereditas dan dikendalikan oleh kelenjar adenohipofisis dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi testis secara langsung atau tidak langsung.
            Sperma terbentuk di dalam tubuli semeniferi dari sel-sel induk sperma atau spermatogonia. Spermatogenesis merupakan suatu proses kompleks yang meliputi  pembelahan dan diferensiasi sel. Selama proses tersebut jumlah kromosom direduksi dari diploid (2n) menjadi haploid (n) pada setiap sel. Spermatogonia menjadi spermatid dan spermiogenesis yaitu perubahan spermatid menjadi spermatozoa.
Proses spermatogenesis dapat dibagi menjadi empat fase. Fase (15—17 hari) merupakan pembelahan miotik spermatogonia menjadi dua sel anak yaitu satu spermatogonium dorman yang menjadi kontinuitas spermatogonia dan satu spermatogonium aktif yang membagi diri empat kali sehingga akhirnya membentuk 16 spermatosit primer (2n). Fase II (kurang lebih 15 hari) merupakan pembelahan meotik dari spermatosit primer (2n) menjadi spermatosit sekunder (n). Fase III (beberapa jam) merupakan pembelahan spermatosit sekunder menjadi spermatid. Fase IV (kurang lebuh 15 menit) merupakan proses methamorfosis spermatid menjadi spermatozoa tanpa pembelahan sel. Spermatid adalah suatu sel bundar yang relatif besar sedangkan sperma merupakan suatu sel langsing memanjang yang kompak dan motil, serta terdiri dari kepala dan ekor Secara teoritis, pada domba dan sapi 16 spermatosit primer dan 64 spermatozoa berkembang dari satu spermatogonium. Spermatozoa akhirnya dilepaskan dari sitoplasma sel-sel sertoli dan memasuki lumen tubuli semeniferi.,
Hormon - Hormon Yang Berperan Dalam proses Spermatogenesis

Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon, diantaranya:
a.  Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating Hormon / FSH) dan hormon lutein (Luteinizing Hormon / LH).
b. LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.
c. FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis.   
d. Hormon pertumbuhan, secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.

Oogenesis








Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium. Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia (tunggal: oogonium). Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam kandungan, yaitu di dalam ovari fetus perempuan. Pertumbuhan oosit terbagi atas dua fase, yaitu oosit bertumbuh cepat dan erat hubungannya dengan perkembanan folikel ovarii dan oosit tidak bertambah besar, sedangkan folikel ovarii yang berespons terhadap hormon-hormon hipofisis sangat bertambah besar diameternya.            Follikulogenesis merupakan proses pertumbuhan atau perkembangan folikel dari folikel primer menjadi folikel de Graaf yang terjadi semenjak masa fetal. Hormon yang berpengaruh adalah FSH dan LH. Ovulasimerupakan proses pelepasan ovum dari folikel de Graaf. Ovulasi terjadi melalui proses penipisan dan pemecahan dengan sedikit pendarahan pada bagian luar dinding folikel.            Spermatogenesis merupakan proses pembentukan spermatozoa yang meliputi pembelahan dan diferensiasi sel. Selama proses tersebut jumlah kromosom direduksi dari diploid menjadi haploid pada setiap sel.
                            Hormon - Hormon Yang Berperan Dalam proses Oogenesis
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon, diantaranya:
Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis hipothalamus -hipofisis - ovarium. Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH (gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone). FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi sekresi hormon estrogen dan progesteron. LH merangsang  korpus luteum untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi. Pada masa pubertas, progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen, memacu perkembangan folikel. Hormon prolaktin merangsang produksi susu.
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis ovarium.                    

No comments:

Post a Comment