Tuesday 26 April 2016

SYARAT-SYARAT INDUK SAPI DALAM PROGRAM TWINNING

           Salah satu terobosan dalam upaya untuk meningkatkan produksi ternak sapi adalah dengan penggunaan teknologi pengembangan sapi beranak kembar (twinning technology). Teknologi produksi sapi kembar memberikan paradigma baru dalam usaha pengembangan ternak sapi yang memberikan peluang untuk meningkatkan efisiensi reproduksi dan efisiensi ekonomi usaha.   .Secara alamiah peristiwa kelahiran sapi kembar memang sangat jarang terjadi. Peristiwa ini sudah diamati oleh para ahli lebih dari lima dekade yang lalu. Dilaporkan bahwa frekuensi kelahiran kembar dari berbagai ras sapi, berkisar antara 0,5 sampai 9%. Kemungkinan terbesar kelahiran kembar adalah pada Sapi Brown Swiss dengan frekuensi kelahiran kembar 2,7-8,9%. Sedangkan pada sapi potong frekuensi kelahiran kembar hanya 0,5 dan pada sapi perah 1%.


                                                       gambar sapi hasil twinning






Ada empat cara yang dapat menyebabkan sapi lahir kembar. Pertama dengan cara seleksi, yaitu sapi keturunan kembar dikawinkan dengan sapi yang kelahiran kembar. Cara ini memerlukan waktu yang lama untuk meningkatkan frekuensi kelahiran kembar. Kedua secara genetik, dengan deteksi ada tidaknya gen kembar. Baik jantan maupun betina, keduanya harus punya gen kembar. Ketiga dengan cara manipulasi reproduksi, supaya bisa menghasilkan lebih dari 1 telur dan baik untuk dibuahi. Keempat dengan cara merangsang sapi supaya bisa ovulasi lebih dari satu, yaitu dengan pemberian pakan dengan kandungan mineral, vitamin dan protein tinggi supaya gizinya bagus.         Teknologi produksi sapi kembar akan dapat mengurangi kebutuhan waktu, tenaga dan biaya dalam upaya peningkatan populasi ternak sapi dan pendapatan petani peternak (Echternkamp, 1992)Twinning adalah program fetus kembar, tujuan dari program ini adalah untuk memaksimalkan hasil produksi beranak dari induk sapi. Tetapi tidak semua induk sapi dapat dilakukan program ini, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk menjamin keberhasilan program Twinning ini yaitu:

-Induk sapi harus memiliki kondisi reproduksi yang baik, dan mempunyai catatan birahi yang normal dan tidak gagal lebih dari 2 kali waktu melakukan penyuntikan
-Sapi Dara dan induk sapi harus memiliki umur tidak lebih dari 7 tahun atau maksimal 7 tahun
-Performa tubuh baik dengan BCS 2,75 - 3,25 pada skala 5 untuk sapi perah dan BCS 5-6 pada skala 9 untuk sapi potong dan kerbau
-Tidak pernah terjangkit penyakit menular
-Terdapat Cl fungsional setelagh dilakuakan pemeriksaan palpai rekt
-Berada pada kawasan Village Breeding Center (VBC) dengan sistem monitoring insetif, hal ini untuk memudahkan ternak tidak pernah melakukan kawin alam.





 Kelahiran sapi kembar ini tentunya sangat bermanfaat terhadap peningkatan populasi sapi di Indonesia. Sapi kembar ini berpeluang meningkatkan ketersedian daging dan produksi sapi di Indonesia, Banyak hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi reproduksi terutama melalui penerapan bioteknologi atau mengembangkan teknologi praktis dan praktek-praktek manajemen yang dapat meningkatkan efisiensi reproduksi.


No comments:

Post a Comment