Tanaman kelapa sawit dikenal di dunia barat setelah orang Portugis berlayar ke Afrika tahun 1466. Dalam perjalanan ke Pantai Gading (Ghana), penduduk setempat terlihat menggunakan kelapa sawit untuk memasak maupun untuk bahan kecantikan. Pada tahun 1970 untuk yang pertama kali dikapalkan sejumlah biji kelapa sawit ke Inggris dan memasuki daratan benua Eropa tahun 1844. Beberapa tahun kemudian Eropa mengimport inti sawit.
Meningkatnya permintaan dunia akan minyak nabati pada awal abad ke-19 menjadikan kelapa sawit sebagai tanaman industri. Banyak perkebunan kelapa sawit yang dibuka, di mana bibitnya didatangkan langsung dari Bogor dan Deli. Inilah awal mula ditemukannya kelapa sawit jenis deli dura.
Meningkatnya permintaan dunia akan minyak nabati pada awal abad ke-19 menjadikan kelapa sawit sebagai tanaman industri. Banyak perkebunan kelapa sawit yang dibuka, di mana bibitnya didatangkan langsung dari Bogor dan Deli. Inilah awal mula ditemukannya kelapa sawit jenis deli dura.
Perkebunan kelapa sawit mengalami kemajuan pesat di tahun 1911. Bebera tokoh penting yang mempengaruhi perintisan sawit di Indonesia yaitu Adrien Hallet dan K. Schadt.
Perkebunan kelapa sawit pertama di Indonesia terletak di Pantai Timur Sumatra seluas 5.130 hektar dan Rantau Panjang, Malaya. Sedangkan di Malaysia, perkebunan kelapa sawit yang pertamakali dibuka pada tahun 1917 di Ladang Tenmaran, Kuala Selangor memakai bibit dura deli dari Rantau Panjang.
Perkebunan kelapa sawit di Indonesia terus dikembangkan oleh pemerintah Hindia Belanda sampai menjadikannya sebagai pemasok utama minyak sawit di dunia. Namun setelah masa kependudukan beralih ke Jepang, produksi minyak sawit tersebut merosot tajam hingga menyisakan seperlimanya saja.
Setelah Indonesia merdeka, produktivitas minyak sawit masih belum stabil. Oleh sebab itu, dilakukan upaya buruh militer meskipun hal ini juga tidak terlalu banyak membantu. Bahkan saking rendahnya produksi minyak di negeri ini, posisi Indonesia sebagai penghasil kelapa sawit sempat diambil alih oleh Malaysia.
Untungnya keterpurukan industri kelapa sawit di negeri ini bisa bangkit kembali di era orde baru. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah pada masa tersebut adalah memperluas area perkebunan sawit. Tanaman kelapa sawit mulai dibudidayakan di luar Pulau Sumatra, seperti Kalimantan dan Sulawesi. Meningkatnya harga minyak dunia juga turut menggairahkan kembali industri minyak sawit di Nusantara.
Salah satu peninggalan sejarah dari asal mula kelapa sawit masuk ke Indonesia masih ada sampai sekarang di Kebun Raya Bogor. Tanaman kelapa sawit yang didatangkan dari Afrika ini masih tumbuh subur dan memiliki ketinggian mencapai 12 meter. Uniknya, kelapa sawit ini merupakan tanaman sawit tertua di Asia Tenggara.
Pada masa pemerintahan Orde Baru, pembangunan perkebunan diarahkan dalam rangka menciptakan kesempatan keja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan sektor penghasil devisa Negara. Pemerintah terus mendorong pembukaan lahan baru untuk perkebunan. Sampai pada tahun 1980, luas lahan mencapai 294.560 Ha dengan produksi CPO (Crude Palm Oil) sebesar 721.172 ton. Sejak itu lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia berkembang pesat terutama perkebunan rakyat. Hal ini didukung oleh kebijakan Pemerintah yang melaksanakan program Perusahaan Inti Rakyat Perkebunan (PIR – BUN).Barulah pada tahun 2007 terjadi revitalisasi perkebunan. Hingga sekarang perkebunan kelapa sawit Indonesia sudah semakin berkembang. Sekarang perkebunan kelapa sawit Indonesia sudah menjadi perkebunan nomor satu di dunia mengalahkan negara Malaysia.
No comments:
Post a Comment