Friday, 13 May 2016

JENIS-JENIS PENYAKIT SERTA PENGOBATANYA PADA TERNAK BABI

           
                                     Terdapat berbagai jenis penyakit yang dapat menyeraang ternak ataupun
,penyakit ini disebabkan oleh kuman,virus,bakteri,racun dan juga pleh penyakit keturunan.
     









           Penyakit dapat di bedakan menjadi 2 yaitu;
-penyakit menular dan
-penyakit tidak menular
 untuk itu lebih baik kita mencegah dari pada mengobati.
Penyakit- penyakit yang sering menyerag ternak babi antara lain;

 Anemia (penyakit kekurangan darah)
           

 Penyakit ini banyak dialami oleh babi-babi kecil, sekitar umur 3 minggu.
Penyebab:
·         Biasanya kekurangan zat besi dan tembaga, dimana babi tak ada kesempatan mendapatkan tambahan mineral dari dalam tanah.
·         Babi induk air susunya hanya sedikit mengandung zat besi.
Gejalanya:
·         Pucat
·         Diare (mencret)
·         Pertumbuhan terganggu dan kekurangan berat badan
·         Babi banyak berbaring dan buang kotoran disekitar tempat mereka berbaring.
 Pencegahan dan pengobatan:
·         Babi bunting diberi makanan tambahan mineral yang bnayak mengandung zat besi dan  tembaga.
·          Anak babi bisa diberi zat besi dan tembaga dengan jalan injeksi: misalnya pigdex, dengan dosis:
 a. pencegahan anak babi umur 2-4 hari 1cc per ekor
 b. penyembuhan umur 5-28 hari 1-2 cc/ekor yang diberi dengan cara injeksi intramuscular  dibagian pantat.
 Catatan:
·          Anemia yang akut dapat menimbulkan kematian dengan tiba-tiba.
·         Sedang yang kronis bisa mengakibatkan babi menderita scours (mencret)

2. Agalactia
           

 Penyakit ini adalah penyakit babi induk yang habis melahirkan dimana mengalami kegagalan  didalam mengeluarkan atau memproduksi air susu.
 Penyebabnya: tidaklah selalu sama dengan kata lain dan berbagai sebab:
·         Oleh Eshericho coli
·         Karena keracunan didalam usus akibat kontaminasi (tak biasa buang kotoran), yang kemudian  terus diikuti dengan hilangnya nabsu makan dan kadang-kadang panas guna mengatasi  konstipasi bisa diberi obat peluncur, misalnya: garam inggris
·         Akibat peradangan pada uterus (metritis). Ternak yang bersangkutan sakit kehilangan nabsu  makan temperatur tubuh naik: 106oF yang normal 102 – 1030F. Dari vulva keluar cairan yang  berwarna kemerahan atau kekuningan. Peradangan uterus ini biasanya diikuti peradangan  ambing (mastitis) mengakibatkan kegagalan air susu (Agalactia), maka penyakit ini juga disebut  MMA Complek (Mastitis Metritis Agalactia Complek).
 Gejala umum:
·         Gejala pertama biasanya nampak 3 hari sesudah melahirkan, walaupun sering dapat terlihat  belum melahirkan atau sebelum anak-anak disapih.
·         Temperatur 103 – 106oF.
·          Babi tak mau makan, air susu sedikit atau gagal sama sekali.
·          Dari vagina keluar nanah (pus) berwarna keputihan atau kekuning-kuningan.
·          Anak babi mencret.
·          Kadang-kadang tidak diketahui sampai anak babi kelaparan.
 Pencegahan dan pengobatan:
·          Makanan baik, dan kebersihan harus terjamin
·         untuk menghindarkan konstipasi, babi bisa diberi obat peluncur, atau cairan gula (gula tebu) 6-10%, pada ransum, garam inggris.
·         Pengobatan, tetapi tak selalu efektif: dengan injeksi antibiotik (penicilin, penstrep, terramycin,  sulmet)
Catatan:
·         Untuk menstimulir air susu bisa diberi suntikan dengan Oxytocin 5-10 I.U dan 25 mg stillbestrol.
·         Peristiwa ini akan menimpa semua anak babi yang melahirkan . oleh karena itu anak babi harus diberi susu extra.

3. Rheumatik
Penyebab:

·         Babi kurang mendapat sinar matahari, adanya udara lembab, dan ventilasi yang kurang  sempurna merupakan penyebab faktor yang penting.
·          Makanan serba kurang baik
·         Ternak sering menderita Erysipelas.
Gejala:
·          Napsu makan berkurang dan kehilangan berat badan
·          Konstipasi, dan air kencing agak menjadi keruh.
·         Sering menunjukkan gejala dimana babi selalu berbaring dan berteriak bila ditekan urat-urat  sepanjang tulang belakang.
 Pencegahan dan pengobatan:
·          Ransum harus baik, lebih-lebih vitamin A dan D haris cukup.
·          Kandang bersih, hangat dan kering
·          Pengobatan dengan penicilin injeksi dan sulfa

 4. Scours (mencret)

            Scours adalah suatu gejala penyakit enteritis yang ditandai adanya peradangan usus,    scours banyak menyerang anak babi atau babi –babi muda.
 Penyebab:
Untuk mengetahui penyebab dan gejalanya secara khusus sangat sulit, karena sebenarnya scour itu ada berbagai tipe yang masing2 penyebabnya tak sama. Akan tetapi perlu diketahui bahwa yang mempercepat scours atau enteritis ini adalah karena sanitasi kurang diperhatikan, kelembaban udara, kedinginan, alas kandang kurang, makanan yang tak  memenuhi syarat, kurang zat besi (anemia), stress.
Tipe-tipe scours atau enteritis:
1.    Non Infectious Enteritis, jenis penyakit ini pertama-tama timbul akibat makanan yang tak  menjamin, terutama kekurangan vitamin B, yang mengakibatkan scours. Walaupun scours ini  tak berinfeksi (Non Infectious Scours) tetapi sangat mengurangi daya tahan tubuh yang akhirnya  mudah kena infeksi enteritis dan penyakit lain.
2.    I
a.    Nonspectious Enteritis
Penyakit ini disebabkan oleh berbagai jenis bakteri (tak khusus oleh salah satu bakteri), yang sudah berjangkit akibat stress.
b.    Necrotic Enteritis; sering disebut NECRO yang disebabkan oleh bakteri Salmonella.
-          Banyak menyerang babi umur 2-6 bulan
-          Kotoran berbau busuk, dan berwarna agak hitam keabuan
-          Kotoran sering bercampur jaringan2 usus yang telah lepas.
c.    Desentri
Yakni scours yang berinfeksi parah. Kadang2 penyakit ini disebut BLOODY atau BLACK SCOURS, yang disebabkan oleh bakteri vibrio dan bisa dari bakteri lain (salmonella bakteri). Bakteri ini mengakibatkan mencret berdarah yang sangat membahayakan atau menimbulkan kematian.
d.    Transmisible Gastro Enteritis (T.G.E)
Yakni penyakit Enteritis yang disebabkan oleh virus. Babi disegala umur bisa diserang TGE pada babi muda kematian akibat TGE bisa mencapai 100%.
Pencegahan dan pengobatan:
·         Menjaga kebersihan kandang dengan menggunakan desinfektan (lysol, creolin, dsb) untuk menyemprot dan kandang selalu kering.
·         Terhadap anak babi, hendaknya selalu diberi alas lantai dari rumput, brambut, serbuk gergaji, dsb, yang selalu diganti agar mereka tetap hangat dan bersih.
·         Makanan diberi TM 10 dengan dosis 5-10 gram per 100 kg ransum, atau Aureomycin.
·         Pengobatan dengan:
-          Sulmet injeksi; Aureomycin Soluble Powder pada air minum.
-          Aureomycin selama 15 hari ( dosis biasanya ada petunjuk dari perusahaan)
-          Antibiotic lainnya (Penstrep, Penisilin, Terramycin, Sul-Q-Nox, Noxal)


5. White Scours (Mencret Putih)

Penyebab: Escherichia coli
Bakteri ini bisa masuk lewat tali pusat yang sakit (infeksi). Dan biasanya babi kecil mudah menderita mencret putih akibat mereka kedinginan, lantai lembab, makanan induk jelek, dsb. Atau anak babi terlampau banyak menyusu.

Gejala:
·         Kotoran merupakan cairan yang berwarna putih seperti kapur.
·         Tak mau menyusu terhadap induk dan nampak sangat lemah.
·         Kepala ditindukkan
Pencegahan dan pengobatan:
·         Kandang diusahakan selalu kering dan hangat, lantai diberi alas dan sering ganti, tidak sampai menjadi kotor ataupun basah akibat air kencing
·         Makanan diberi tambahan aureomycin, TM 10.
Catatan: White Scours biasanya diikuti penyakit anemia, TGE, Necro, Desentri dan penyakit lainnya.

6. Cholera

Penyebab: Virus
Gejala:
·         Temperatur tubuh naik 104-1080F.
·         Napsu makan hilang dan lemah, sehingga tak mau makan tetapi minum cukup banyak
·         Terhuyung-huyung
·         Pada tubuh bagian bawah (sekitar perut) berwarna merah keunguan seperti Erysipelas.
·         Kadang2 seperti kedinginan yang menyebabkan babi berjejal-jejal atau saling berimpitan.
Pencegahan dan pengobatan:
Vaksinasi dengan Serum Anti Cholera Babi atau Rovac Hog Cholera. Sesudah babi berumur 6 minggu, diulangi setahun sekali. Babi-babi dara atau induk sebaiknya 3 minggu sebelum dikawinkan, sedangkan pejantan bisa sewaktu-waktu.

7. Brucellosis ( Keguguran Menular)

            Pada babi, penyakit ini bisa kronis atau subkronis. Yang diserang alat reproduksi (uterus, ambing, testis).
Penyebab: Brusella suis
Gejala:
·         Sebenarnya gelajanya sulit ditentukan karena sering tak jelas, dimana semua penderita itu  selalu mengalami abortus dan sebaliknya yang bukan Brucellosis pun bisa abortus. Akan tetapi  secara umum bisa dilihat tanda-tanda sbb:
·          Keguguran, anak mati didalam kandungan atau sangat lemah.
·         Pada jantan atau induk bisa steril yang sifatnya bisa sementara atau permanen; kadang2    lumpuh pada kaki belakang; jantan ada gejala radang testis.
 Pencegahan dan pengobatan:
·          Sanitasi
·          Belilah bibit yang bebas dari penyakit Brucellosis
·          Vaksinasi
·         Obat belum diketemukan

8. Pneumonia (Penyakit Radang Paru-Paru)

            Pneumoni: suatu penyakit yang bisa menyerang segala binatang, termasuk ternak babi. Bila tanpa pengobatan, 50-70%nmakan mati.
Penyebab: Mikroorganisme, virus, cacing paru-paru (lungworms).
Gejala:
Yang mempercepat berjangkitnya penyakit ini ialah akibat ternak stress (kedinginan, dll). Sehingga mudah terinfeksi yang menimbulkan gejala-gejala sebagai berikut:
·         Batuk-batuk, pernapasan berbunyi dan terengah-engah, pernapasan cepat dan dangkal.
·         Pada penderita kaki nampak terbuka lebar.
·         Konstipasi
·         Napsu makan hilang
·         Temperatur tubuh tinggi, moncong dan hidung panas serta kering
·         Kulit dan bulu kasar, kering.
Pencegahan dan pengobatan:
·         Pemeliharaan yang baik terutama kebersihan didalam kandang dan sekelilingnya.
·         Yang sakit ditempat yang bersih, dan tak berangin/
·         Makanan yang mudah dicerna dan diberi Aureomycin atau TM 10, guna mencegah infeksi pada saat stress
·         Pengobatan dengan terramycin atau sulmet injeksi; agribon (mengandung sulfadimethoxine, vitamin A dan K)
Catatan:
Dosis Agribon: 1 gr agribon per 10 kg berat badan, setelah 24 jam 0,5 per 50 kg berat badan setiap hari selama 3 hari berturut-turut atau sampai sembuh.

9. Erysipelas                                                         
  penyebab;    Erysipelothrix insidiosa, bakteri ini sering terdapat pada usus kelenjar leher, radang empedu.
 Gejala: penyakit ini ada 3 bentuk.
1.       Akut
·         Menyerupai babi yang menderita cholera
·         Temperatur tubuh tinggi (40oC)
·         Penderita menyendiri selalu berbaring tetapi ada yang masih gesit dan  bila didekati merasa terganggu, lalu pindah tempat sambil teriak kesakitan
·         Bila berjalan, kaki menunjukkan kekakuan, terhuyung-huyung atau jatuh atau kadang2 lumpuh.
·         Nafsu makan turun atau tak makan sama sekali.
·         Kotoran keras, dan bagi babi muda encer
·         Kulit (diamond skin) nampak pada hari ke 2-3 sesudah inkubasi, yakni kulit luka kecil, berwarna merah muda, kemudian menjadi ungu tua, bila diraba keras. Biasanya pada bahu, samping tubuh dan perut.
·         Sering mendengkur, karena hidung bengkak.
·         Diikuti dengan kematian yang tiba-tiba.
2.        Subakut
·         Tanda-tandanya seperti pada yang akut, tetapi tidak begitu ganas bila dibandingkan dengan yang akut. Temperatur tak begitu tinggi, dan sering2 napsu makan masih normal.
·         Beberapa luka nampak seperti segi empat, apabila mengering, pada telinga, ekor, bisa mengelupas.
·         Bila tak berkomplikasi, biasanya sembuh.
3.         Kronis
·         Yang kronis biasanya mendapat serangan lokal seperti pada jantung atau persendian lutut, tumit kaki belakang dan kuku, sehingga mengakibatkan kelumpuhan.
 Pencegahan dan pengobatan:
·         Karena organisme itu dapat menyebar didalam tanah ataupun pada ternak, maka agak sulit dilakukan pencegahan.
·         Bila ada yang menderita serangan penyakit tersebut, harus segera di isolasi.
·         Obat dengan serum Erysipelas (Susserin), injeksi subcutaneous atau intrapenous. Dosis tergantung berat badan, 10-40 cc atau lebih
·         Bisa diberi sulfa, penicilin, streptomycin.

10. penyakit Mulut dan Kuku (Apthae Epizootticae = AE)

            Penyakit ini mudah menyerang pada babi, lembu dan kambing.
Penyebab: Virus, oleh karena itu cepat menular.
Gejala: Nampak perubahan pada mulut dan kuku
·         Pada mulut:
a.    Selaput lendir dalam mulut, bibir, langit-langit, lidah dan pada gusi timbul lepuh merah yang berisi cairan kuning sesudah 2-3 hari.
b.    Sering mulut keluar ludah seperti benang bercampur lendir atau berbuih.
·         Timbul luka-luka diantara kuku dan kulit-kulit kaki, akibatnya pincang dan berbaring saja.
·         Kadang2 pada ambing timbul luka dan lepuh juga
·         Temperatur tubuh naik dan napsu makan hilang.
Pencegahan dan pengobatan:
·         Semua kandang beserta peralatannya harus selalu bersih, didesinfektir (cairan caustic soda 2%)
·         Ternak yang mati akibat AE harus ditanam
·         Vaksinasi setahun sekali
·         Obat antibiotic (penicilin powder); obat khusus belum diketahui.

11. Penyakit Cacing Bulat (Ascarids = Roundworm)

            Cacing ini bentuknya bulat seperti cacing pada manusia. Bentuknya bulat seperti pensil.
Cacing banyak menyerang pada babi-babi muda dan banyak menimbulkan kematian.
Gejala:
·         Timbul gejala pneumonia, bila mendapat serangan larva hebat.
·         Pertumbuhan sangat lambat
·         Anak babi menjadi kurus dan perut buncit
·         Mencret dan napsu makan berkurang
·         Selaput mata pucat.
Pencegahan dan pengobatan:
·         Kandang harus bersih, dengan disemprot desinfektan (lysol,kreolin, yodofoor)
·         Kalau anak babi hendak dilepas, jangan dilepas ditempat yang biasa untuk mengumbar babi-babi dewasa.
·         Pengobatan dengan piperazine yang dilarutkan air. Dosis tergantung berat badan: biasanya ada keterangan dari perusahaan.

Catatan: siklus hidup cacing Ascarids
1.         larva bersama makanan dan air minum masuk pada tubuh babi.
2.    Telur berada dalam usus halus. Dari usus terus menembus dinding usus, ikut aliran darah    menuju hati.
3.       Dari hati, larva masuk atau menuju kejantung bersama aliran darah.
4.         Dari jantung terus ke paru-paru dan menjadi lebih dewasa.
5.    Sesudah beberapa hari berada di paru-paru, larva masuk lubang pernapasan. Dari sini    dikembalikan (ditelan) terus menuju keperut dan usus halus. Pada usus halus mereka tinggal  menetap menjadi dewasa dan bertelur.
6.        Telur keluar bersama kotoran,
7.    Telur diluar tubuh, tahan terhadap lingkungan luar. Ditempat yang basah dan hangat, telur-telur  tadi menetas menjadi larva-larva kecil dan menunggu kesempatan baik masuk kedalam tubuh.

12. Scabies (kudis)

Penyebab: Semacam kutu kecil, yang tak terlihat oleh mata. Ada 2 macam kutu, yakni:
·         Menyebabkan kulit yang digigit itu berlubang, merusakkan kulit dan kuku itu mengeluarkan    racun.
·         Menggigit, terus menghisap darah tanpa membuat lubang pada kulit.
Sering keduanya berkombinasi, sehingga mengakibatkan penderita menjadi lebih parah.
Penyakit ini mudah berjangkit atau menular pada babi muda ataupun babiyang kekurangan zat-zat makanan yang diperlukan.
Tanda-tanda:
·         Penderita makannya tidak sebagaimana semestinya, agak berkurang, sehingga pertumbuhan  kurang normal.
·          Nampak suatu goresan yang gatal, karena kutu menembus kulit.
·         Permukaan kulit yang sakit timbul keruping yang tebal; keras, kencang dan kulit berkerut (melipat).
Pencegahan dan pengobatan:
·         Ternak yang sakit harus diisolasi, supaya tak menular kepada yang lain.
·         Kandang harus dibersihkan, disemprot atau didesinfektan .
ppp  pengobatan ;   suntik   dengan ivomec,

           

      Lebih Baik mencegah dari pada mengobati..........
 



                                        video cara mengukur lemak pada ternak babi








No comments:

Post a Comment